Belajar Dari Balita


Loh kok bisa belajar dari balita, emang bisa?

Ya bisa dong!. Terkadang kita malah keliru dengan mencoba mentaksir kemantapan mental bisa diukur dari lipatan usia yang kian menambah, dan tidak jarang menganggap semua yang telah dilalui merasa sudah lulus dan tidak ingin mengingat lagi.

Padahal sangat jelas sekali ingatan akan sebuah ungkapan “pengalaman adalah guru terbaik”. Pertanyaannya, mengapa bukan guru disekolah atau orang tua yang menjadi guru terbaik?, karena pengalaman tidak pernah memberikan PR seperti yang guru dan orang tua perintahkan. Loh, kok gitu? (he he he bercanda) bacanya jangan terlalu tegang dong, inikan buat motivasi bukan soal matematika.

Sedikit banyaknya pengalaman adalah bekal untuk siap menapaki setiap strategi kehidupan yang telah disusun rapih. Tidak jarang masalah yang sama persis akan datang kembali sebagai ujian atas pelajaran dari masalalu, akan terus terulang hingga masalah itu bisa diselesaikan. Oleh karena itu lari dari masalah bukanlah jalan yang patut untuk ditapaki, karena mental juara tidak pernah lari dari apa yang ada didepannya melainkan hadapi dan tuntaskan!.

Kembali kepembahasan balita. Pasti menjadi pembahasan yang menarik jika mengambil pelajaran dari sesuatu yang jarang dipakai oleh seorang motivator terkenal, yang biasa mengambil kisah inspiratif dari tokoh-tokoh yang telah sukses didunia karir dengan segala keuletan dan tekad yang mereka miliki dan kisah jatuh bangun mereka yang sangat nikmat untuk diikuti hingga akhir. Namun pernahkan berfikir mengambil pelajaran besar dari hal kecil?.

Pelajaran berharga itu datang dari perjuangan balita tanpa mengenal menyerah sebelum berhasil melakukan apa yang ia inginkan, merangkak dan tertatih untuk berjalan dengan beberapa langkah kecil lalu terjatuh, dan tidak jarang malah menimbulkan luka memar dan sebagainya. Namun apakah sang balita kecil berhenti, menyerah, dan mengibarkan bendera putih sambil melambaikan tangan kearah kamera? (he he he). Tentu tidak, buktinya ada pada diri anda sekarang yang bisa berjalan bahkan berlari menikmati hembusan angin dengan nikmatnya. Bayangkan ketika dulu anda yang masih balita lalu menyerah dan kapok untuk belajar berjalan, tentu hingga sekarang anda akan tetap merangkak. Itulah yang saya maksudkan semua akan berulang hingga masalah itu terselesaikan, si balita tetap akan merangkak hingga ia benar-benar mau belajar dan mencoba lebih banyak lagi agar berhasil.


Tarik nafas dalam-dalam dan tahan hingga beberapa menit, dijamin bakalan ungu wajahnya (he he he). Tarik nafas dan tahan di dada dan anda akan merasakan rasa kepercayaan diri yang lebih dari sebelumnya, it's simple!.

0 komentar: