Pelajaran Dari Pendakian Malam
"Nanti naiknya dari sebelah kiri selama 3 KM jalannya akan nanjak, setelah sampai di parkiran berikutnya akan ada jalur ke bukit lagi yang medannya lebih nanjak lagi dari sebelumnya..."
Hanya itu yang dapat kutangkap dari arahan para ojek di kawasan gunung Galunggung, meskipun dikalimat akhir sama-samar terdengar tawaran untuk di antar sampai ke atas tapi kita akan terus mencoba rencana awal yaitu mendaki dari bawah hingga ke puncak dengan jalan kaki.
jam menunjukkan 20:01 saat ku lihat hape yang sejak awal sampainya di kawasan Galunggung tetap ku atur di fligh mode berharap dengan mengurangi aktifitas jaringan, bisa memperpanjang umur baterai hape borosku untuk persediaan 2 hari satu malam di gunung.
Pendakian 10 menit pertama yang telah dilewati dirasakan begitu mulus untuk seukuran kami yang jarang melakukan pendakian. Namun kami juga sadar jika 3 KM bukanlah ukuran pendek untuk pemula seperti kami, apalagi kalau medan tanjakan makin terjal dan sangat menantang. Kita sepakat untuk tetap bersama dan istirahat jika salah satu dari kita kelelahan.
Tidak dapat di pungkiri kalau perasaan dalam diri mulai menunjukkan sifat aslinya dan ingin cepat-cepat sampai. Tapi semua masih bisa di pendam karena masih faktor jaim (jaga image, jaga wibawa, jaga muka, atau jaga apalah namanya) he he he. Akhirnya dengan dukungan penuh dari sahabat pendakian kita semua bisa sampai hingga di parkiran (3 KM pertama) dengan selamat. Ada pelajaran yang sangat mengesankan ketika kami melakukan pendakian sejauh 3 KM di malam hari.
"Perjuangan pasti akan menemukan rintangan dan cobaan untuk senantiasa menggodamu berhenti terlalu lama atau keinginan untuk menyerah".
Malam itu kita habiskan dengan saling menyemangati dan istirahat dengan seduhan susu hangat hasil nesting yang di bawa dari Depok. Nafas yang tadinya sangat berat untuk di hembuskan kini terasa sangat ringan dan seakan semua rintangan (yang di anggap) hilang begitu saja seperti tidak pernah terjadi. Mungkin itu juga yang mereka rasakan para orang hebat saat ini, memaksakan dirinya untuk bersusah payah ketika muda dan melupakan semua kepahitan perjuangannya ketika saatnya menikmati hasil kerja kerasnya.
Pendakian malam mengajarkan untuk tetap berfokus pada tujuan tanpa melihat apa yang telah di lalui dan yang sedang di lalui. Adakalanya kita menutup mata untuk tidak melihat komen orang lain, cibiran, hinaan, berbagai masalah yang menghambat bahkan anggapan remeh yang sering di lontarkan untuk menjatuhkan semangat. Semua tergantung keyakinan, selama kamu atau kita mempercayai jalan benar yang di tempuh maka lakukan dan perjuangkan hingga engkau meraihnya. Yakin, kau pasti meraihnya!
"Kita sendirilah yang membuat batasan diri kita dan kita juga yang membuat rintangan itu sebagai alasan untuk berhenti, padahal jika bersabar sedikit lagi kita akan mencapai tujuan".
Yasir Afandi
0 komentar: