Kerikil Kecil

Seperti menaiki setiap jengkal anak tangga, semakin berat hingga lutut semakin bergetar dan memelas untuk menyerah. Tak ayal seperti kehidupan yang terus menapaki jalan setapak, dipenuhi duri-duri tajam dan jurang bebatuan di samping kiri dan kanan arahmu berdiri. Terkadang kita lupa bahwa "banyak jalan menuju roma" dan berpikir untuk memilih berhenti atau melompat ke jurang yang jelas akan memakan jiwamu untuk dijadikan persembahan penyesalan.

Wahai sahabatku, Mengapa kau berpikir begitu jauh dan membuat batinmu bergelut dalam kekacauan, bukankah Allah telah menyuruhmu untuk mensyukuri apa yang telah kau peroleh saat ini?.

Jangan jadikan Malaikat bersedih karena dirimu yang semakin menjauhi sang pencipta hanya kerena sedikit kerikil yang bertaburan di halaman rumahmu. Tidak, masalahmu tidak sebesar yang kamu pikirkan. Allahlah yang maha besar dan maha pemberi solusi akan masalahmu, Dia akan menyingkirkan kerikirl kecil itu tanpa kau minta. Tahukah engkau seperti apa rasanya menyaksikan orang yang di sayangi malah memalingkan wajahnya ke orang lain?. Jika bukan karena Dia, pasti hati yang sekarang kau pakai telah lama meleleh karena panasnya api cemburumu untuk memikirkan orang lain (bukan Dia). Namun tidak demikian, cinta-Nya akan tulus meski kau tidak pernah tulus mencintai-Nya.

Kerikil tetaplah kerikil, tidak akan bertambah besar kecuali kamu membesar-besarkannya. Namun akan terasa menyakitkan jika tidak segera disingkirkan dari jalan yang kau tapaki. Pasti akan tiba saatnya bayi yang belajar berjalan akan rubuh, tupai melompat akan jatuh dan langit cerah akan bergemuruh. Mengertilah semua (ayat) itu, petanda akan terjadinya sebuah perubahan yang lebih baik yang disebut KEAJAIBAN, bayi yang rubuh akan berjalan bahkan berlari, tupai yang jatuh akan kembali berlompat dan membawa makanan untuk anak-anaknya, kemudian gemuruhnya hujan akan mengundang tunas-tunas cantik untuk menghiasi dunia yang sekarang kau huni. 

Kamu akan semakin berkilau setelah di hujani ujian

0 komentar: