Keluarga Kasat Mata

Bagi pecinta kisah horor pasti langsung kebayang ketika melihat judulnya. Kebayang dengan cerita yang lagi booming banget yaitu keluarga yang tidak terlihat oleh mata (makhluk halus), namun ini sedikit berbeda, justru ini adalah cerita keluarga yang kasat mata atau terlihat oleh indra penglihatan yaitu mata, namun sering dianggap tak terlihat oleh sebagian orang, tujuan tulisan ini tetaplah menuliskan cerita horor dan pastikan kamu membacanya hingga akhir, penasaran? 

BERIKUT KISAHNYA
***

Pada zaman sekarang kala, banyak hal yang mampu memalingkan seseorang dari seseorang. LOH bahasanya! | "Baca aja udah!". Mungkin karna kemajuan zaman ya bahasa tulisan saya juga mengalami perubahan, begitu juga dengan kondisi hubungan antar manusia saat ini banyak yang telah berubah. Fenomena seseorang lebih mementingkan hubungan "pertemanan" daripada "kekeluargaan" udah menjadi hal yang biasa, tidak jarang ungkapan "Kamu udah aku anggap seperti saudara sendiri" padahal saudaranya sendiri masih tercecer di negeri entah berantah yang dia sendiri tidak tahu menahu keadaan dan kabarnya.

Bahkan tidak jarang acara keluarga besar dicacatkan oleh kekosongan kursi kita di rumah, di dunia lain kita malah bersenda gurau dengan rekan dan sahabat yang kita anggap lebih penting karena mereka adalah asset investasi masa depan demi kesuksesan yang di mimpikan. Itulah mengapa tulisan ini saya namai dengan Keluarga Kasat Mata, mereka ada disektitar kita namun kita menganggap mereka seperti kisah hantu Keluarga Tak Kasat Mata (tidak terlihat). Dan sangat berbahaya jika penyakit ini di idap oleh seorang tua yang memiliki pahlawan kecil yaitu anaknya, di dalam Sosiologi fenoma tersebut bahkan mampu menjadi faktor seorang anak menjadi nakal karena kekurangan perhatian dari orangtuanya.

MENGAPA BISA TERJADI?
***
Masalah bukan lain adalah karena kita sendiri yang belum mampu menciptakan kondisi lingkungan yang dianggap nyaman oleh diri kita sendiri. Sehingga menganggap kondisi yang diciptakan teman kita lebih seru dan nyaman, padahal tanpa sadar kita mengakui bahwa diri kita belum mampu memberikan apa-apa kepada lingkungan. Karena hanya mengikuti bukan di ikuti.

APA HARUS BERPISAH DULU, BARU SADAR?

Mungkin saja ini adalah sebab mengapa fenomena itu muncul, konon katanya kita tidak akan bersyukur akan sesuatu sebelum di ambil oleh pemiliknya (Allah). Seperti halnya kita tidak pernah peduli akan nikmatnya rasa sehat, namun ketika diberi ujian sariawan, seluruh anggota tubuh serasa ingin mengeluh agar sariawan segera disembuhkan. Begitu juga dirimu, apa harus merasakan jauh dengan keluarga dulu, baru bisa menghargai waktu bersama mereka? 

PADAHAL!
Kita hanya memiliki waktu sekali untuk membahagiakan keluarga, perumpamaannya seperti taruhan dengan semua nyawamu dan engkau hanya memiliki satu kesempatan untuk memperoleh angka 1 dari total 6 angka dari anak dadu yang digulingkan. Jika kau tidak berusaha dari sekarang untuk membahagiakan mereka, nantikan penyesalanmu!. Jika bahasa tulisannya terlalu berat, biarkanlah. Karna jika kamu bukan orang yang menganggap keluarganya tak kasat mata, otomatis tulisan ini tidak akan berefek apa-apa terhadap pembacanya, namun jika maksud tulisan ini ada kamu maka saya yakin hatimu akan mengerti meski kau tidak faham makna tulisan semberawut ini.

0 komentar: